OLAHRAGA

Bertanding di Kondisi Cedera, Permata Cinta Nadya Raih Emas Taekwondo PON 2024

Jakarta – Atlet taekwondo putri selama Ibukota Indonesia Permata Cinta Nadya mampu meraih medali emas Pekan Olahraga Nasional Aceh Sumatera Utara 2024 (PON 2024) pada kelas -67 kilogram meskipun harus berjuang pada kondisi cedera.

“Perasaannya campur aduk. Soalnya saya lagi cedera juga, cedera lutut. Cederanya baru tiga bulan yang lalu saya kena. Jadi, waktu tampil nahan sakit sambil main,” kata Permata di tempat Deli Serdang, Jumat.

Meski mengalami cedera lutut, wanita kelahiran Denpasar, 18 Desember 1999, ini mampu tampil maksimal pada waktu final melawan Khusnul Hatimah atlet taekwondo Aceh.

Permata mengaku pada laga final yang tersebut berlangsung dalam Martial Arts Arena, Kompleks Sumut Sport Center, Deli Serdang, Sumatera Utara, Kamis, 12 September, ia harus tampil dengan memaksimalkan satu kaki untuk mencari poin.

Alhasil, dengan tekad yang mana kuat, Permata mampu meraih kemenangan pertandingan kemudian mengundurkan diri dari sebagai peraih medali emas.

“Waktu tampil di dalam final sakit sekali. Tapi saya tahan. (Lawan) sama-sama di tempat pelatnas soalnya. Hanya saja, beliau pada kondisi sehat. Biasanya jauh, cuma saya pakai satu kaki dari main pertama,” ujar Permata.

Komentar Ibunda

Fauziah, 56 tahun, ibunda Permata Cinta Nadya turut hadir dengan segera menyaksikan laga anak semata wayangnya. Ia terbang secara langsung dari Ibukota Indonesia ke Medan untuk memberikan dukungan lalu semangat untuk anak tercinta.

“Saya sengaja terbang dari Jakarta. Saya kemarin sampai jam setengah empat. Sampai hotel jam empat. Demi nonton,” kata Fauziah.

Fauziah mengaku sempat merasa sangat gugup menyaksikan pertandingan anaknya. Ia yang pada waktu itu duduk di dalam tribun Martial Arts Arena lalu memohon izin ke pembimbing untuk menjenguk Permata dalam ruang atlet.

“Saya pasti deg-degan. Ketika beliau main itu dikarenakan ia sudah ada mulai merasa goyang tuh kakinya sejak tampil pertama. Jadi, saya segera turun dari tribun. Minta izin identik coachnya, turun ke tempat atlet memberikan motivasi,” kata fia.

Fauziah menyebutkan bahwa anaknya sangat dekat kemudian terbuka untuk dirinya. Ia pun segera memberikan motivasi agar anaknya masih bangkit untuk memberikan medali bagi DKI Jakarta.

“Saya cuma bilang identik anak saya. Dek kalau dengan faktor usia kamu adalah yang tersebut terakhir PON kamu, sekarang kamu maunya apa? Terserah kalau kamu memang benar mau terakhir, silahkan naik lagi, pasca itu berobat mati-matian. Tetapi kamu kasih yang dimaksud terbaik buat plakat DKI Jakarta,” kata Fauziah seperti instruksi yang mana disampaikan untuk anaknya.

Fauziah memeluk anaknya pada ruang atlet sembari memberikan semangat dan juga penguatan mental. Hal itu pun berhasil mengantarkan anaknya ke podium dengan medali emas.

“Yang cantik, yang mana bagus mainnya untuk kenang-kenangan. Saya cuma bilang gitu. Saya kasih semangat. Sama model touch. Saya sentuh-sentuh anak saya, peluk-peluk,” kata Fauziah.

Related Articles

Back to top button