Nagaliga.News – Dinamika sepak bola Indonesia sering menjadi sorotan di era kepemimpinan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi). Selama sembilan tahun Jokowi memimpin negara, ada pahit dan manis si kulit bundar di Indonesia.
Tahun pertama era Jokowi langsung berhadapan dengan masalah berat dalam konteks sepak bola. Pasalnya, FIFA membekukan sepak bola Indonesia karena dianggap terdapat intervensi pemerintah.
Awalnya karena pemerintah melalui Menpora membekukan PSSI menyusul kisruh Liga Indonesia dan dualisme kepengurusan. Langkah Menpora saat itu, Imam Nahrawi, dianggap FIFA menyalahi aturan.
Akibatnya FIFA menjatuhi hukuman serius kepada Indonesia pada 30 Mei 2015. Ini membuat seluruh aktivitas sepak bola dalam turnamen resmi harus dihentikan.
Timnas Indonesia dilarang ikut Kualifikasi Piala Dunia 2018 dan Kualifikasi Piala Asia 2019. Efek domino juga berdampak pada Timnas Indonesia U-19 dan U-16 yang batal mengikuti turnamen kelompok umur.
Liga Indonesia juga dilarang bergulir. Ini membuat sepak bola Indonesia terpaksa berlangsung dengan kemasan turnamen persahabatan.
FIFA baru mencabut sanksi pada 13 Mei 2016. Namun sanksi yang sudah kadung dibebankan membuat Timnas Indonesia kesulitan bersaing di level internasional.
Di periode kedua Jokowi menjadi Presiden Indonesia, pria kelahiran Surakata, Jawa Tengah, itu menyoroti masalah sepak bola. Bahkan Jokowi langsung mengatakan “Sepak bolanya, pak” kepada Zainudin Amali ketika diperkenalkan sebagai Menpora pada 2019.
Persoalan besar lain yang ada di era Jokowi adalah Tragedi Kanjuruhan. Insiden yang menewaskan 135 jiwa tersebut dinilai sebagai bencana terkelam dalam sepak bola Indonesia.
Laga Arema FC vs Persebaya Surabaya pada 1 Oktober 2022 berujung petaka. Situasi tak terkendali ketika gas air mata membuat penonton berdesak-desakan hendak keluar stadion.
Presiden FIFA, Gianni Infantino, sempat berkunjung ke Indonesia tak lama setelah Tragedi Kanjuruhan. FIFA ingin transformasi sepak bola dilakukan di Indonesia.
Kompetisi sepak bola Indonesia dalam hal ini Liga 1 dan Liga 2 juga sempat berhenti total setelah tragedi terjadi. Liga 1 bahkan sampai menghapus sistem degradasi.
Kini, Liga 1 dan Liga 2 menerapkan larangan suporter tandang sebagai penerapan transformasi sepak bola yang direkomendasikan FIFA. Selain itu Jokowi memerintahkan renovasi sebanyak 22 stadion agar sesuai standar.
Meski terdapat momen kelam sepak bola di era Jokowi, ada pula memori indah selama sembilan tahun terakhir. Torehan prestasi para atlet jadi buktinya.
Untuk pertama kalinya sejak 32 tahun, Indonesia kembali meraih medali emas di cabor sepak bola SEA Games. Itu terjadi pada SEA Games 2023 di Kamboja.
Peringkat Timnas Indonesia juga melesat tajam. Setelah Shin Tae Yong menangani skuad Garuda, ranking Indonesia melesat dari posisi ke-173 menuju ke-147 saat ini.
Timnas Indonesia juga kembali lolos ke Piala Asia level senior dan Piala Asia U-23. Ini jadi prestasi tersendiri bagi Timnas Indonesia.
Selain itu Indonesia untuk kali pertama dipercaya FIFA untuk menggelar Piala Dunia U-17 2023.
Sumber : www.cnnindonesia.com