Nagaliganews – Dalam perkembangan terbaru konflik Israel-Palestina, Amerika Serikat (AS) telah menggunakan hak vetonya di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk memblokir resolusi yang mengusulkan ‘jeda kemanusiaan’ di Gaza. Resolusi ini bertujuan untuk memberikan kesempatan bagi bantuan kemanusiaan dan evakuasi warga sipil di wilayah yang terkena dampak konflik. Namun, tindakan AS tersebut telah menimbulkan reaksi tajam, terutama dari Rusia.
Penolakan AS terhadap ‘Jeda Kemanusiaan’
Keputusan AS untuk memveto resolusi ‘jeda kemanusiaan’ PBB telah mendapat kritik keras dari berbagai pihak. Resolusi tersebut didukung oleh mayoritas anggota Dewan Keamanan PBB, termasuk negara-negara Eropa dan Arab. Dalam pengarahan resmi, AS mengklaim bahwa mereka tidak setuju dengan formulasi resolusi tersebut dan khawatir akan kurangnya “kejelasan” dalam teks resolusi. Namun, banyak yang memandang tindakan AS sebagai langkah yang menghambat upaya untuk mengakhiri pertumpahan darah dan memberikan bantuan kepada warga Gaza yang terluka dan terdampak konflik.
Rusia dan Tanggapannya
Reaksi pertama datang dari Rusia, yang merupakan salah satu anggota tetap Dewan Keamanan PBB. Rusia langsung merilis pernyataan mengecam tindakan AS dan menyatakan bahwa veto tersebut merupakan penghinaan terhadap jutaan warga sipil yang menderita di Gaza. Rusia juga menambahkan bahwa tindakan AS memperlihatkan “ketidakpedulian moral dan politik” terhadap situasi kemanusiaan yang semakin memburuk di wilayah tersebut.
Kritik Terhadap Peran AS dalam Konflik Israel-Palestina
Tindakan AS ini juga mencuatkan kritik terhadap peran AS dalam konflik Israel-Palestina. Sejumlah negara dan pihak, termasuk kelompok-kelompok hak asasi manusia, menuduh AS bersikap tidak adil dan bersikap pro-Israel dalam penanganan konflik ini. Mereka berpendapat bahwa kebijakan AS telah menghambat upaya perdamaian dan kemanusiaan di wilayah tersebut.
Keputusan AS dan Hubungannya dengan Israel
Keputusan AS ini juga dilihat dalam konteks hubungannya dengan Israel. AS telah lama menjadi sekutu dekat Israel dan telah memberikan dukungan militer dan diplomatik yang kuat kepada negara Yahudi tersebut. Meskipun ada tekanan internasional untuk mengakhiri konflik, AS seringkali dianggap sebagai penghalang utama dalam usaha mencapai solusi yang adil.
Tindakan Lain yang Diambil oleh Komunitas Internasional
Selain reaksi dari Rusia, komunitas internasional juga telah mengecam tindakan AS dan menyuarakan keprihatinan mereka terhadap situasi kemanusiaan di Gaza. Beberapa negara Eropa dan Arab telah memanggil duta besar AS untuk menyampaikan protes resmi mereka. PBB juga telah mengeluarkan pernyataan yang menyatakan keprihatan mendalam terhadap situasi di Gaza dan memanggil semua pihak untuk menghormati hukum kemanusiaan internasional.
Upaya untuk Mencapai ‘Jeda Kemanusiaan’
Meskipun kegagalan resolusi ‘jeda kemanusiaan’ di PBB, beberapa negara dan lembaga kemanusiaan terus berupaya untuk mencapai gencatan senjata sementara di Gaza. Meskipun upaya-upaya ini belum berhasil, mereka tetap merupakan langkah positif dalam menjaga kehidupan warga sipil yang terdampak konflik.
Peran Lebih Lanjut dari Rusia
Rusia, selaku anggota Dewan Keamanan PBB, dapat memainkan peran penting dalam upaya mencari solusi untuk konflik Israel-Palestina. Mereka telah menunjukkan komitmen mereka terhadap penyelesaian yang adil dan berkelanjutan untuk konflik ini. Dengan meningkatnya ketegangan antara AS dan Rusia, peran Rusia dalam mengatasi konflik di Timur Tengah semakin penting.
Kesimpulan
Keputusan AS untuk memveto resolusi ‘jeda kemanusiaan’ di Gaza telah memunculkan reaksi tajam, terutama dari Rusia. Reaksi ini mencerminkan perpecahan dalam komunitas internasional terkait cara penanganan konflik Israel-Palestina. Konflik ini telah berlangsung selama bertahun-tahun dan telah menyebabkan penderitaan besar bagi warga sipil di Gaza. Sementara AS dan Rusia terlibat dalam persaingan geopolitik yang lebih luas, dampaknya jelas terasa pada rakyat Palestina yang terus menderita. Masyarakat internasional terus memantau perkembangan konflik ini dan berharap agar semua pihak dapat bekerja sama untuk mengakhiri pertumpahan darah dan mencapai perdamaian yang adil dan berkelanjutan.
source : news.detik.com