Nagaliga.News – Timnas Indonesia telah memastikan langkah ke fase kedua Kualifikasi Piala Dunia 2026. Babak ini adalah rintangan nyata untuk skuad Garuda.
Indonesia menapaki langkah dari fase awal. Putaran pertama kualifikasi harus dilakoni lantaran skuad Garuda berada di luar peringkat 28 besar zona AFC.
Brunei Darussalam jadi pihak yang harus dihadapi tim besutan Shin Tae Yong di fase pertama. Agregat 12-0 dalam dua leg jadi penegas bahwa Indonesia berada di level yang berbeda dengan negara sesama Asia Tenggara itu.
Skuad Garuda menang 6-0 di masing-masing leg. Asnawi Mangkualam dan kawan-kawan juga leluasa mendominasi kedua pertandingan. Ini terlihat dari penguasaan bola di atas 80 persen pada setiap pertandingan dan kesenjangan jumlah peluang serta gol yang tercipta.
Tapi hasil pertandingan lawan Brunei tidak bisa dijadikan tolok ukur mutlak. Sebab Indonesia bakal menghadapi tim dengan level permainan yang jauh lebih tinggi di fase kedua.
Indonesia berada di Grup F bersama Irak, Vietnam, dan Filipina. Peluang lolos ke fase ketiga sangat terbuka namun bukan hal yang mudah didapatkan.
Perjalanan Indonesia akan dimulai pada November mendatang. Ada dua pertandingan yang harus dijalani bulan depan melawan Irak dan Filipina.
Bertemu dengan Irak di laga pertama adalah ujian berat bagi wakil Merah Putih. Status peserta Grup F dengan peringkat FIFA tertinggi jadi salah satu alasannya.
Irak saat ini bertengger di peringkat ke-69 sedangkan Indonesia ada di posisi ke-147. Mengacu head to head pun Indonesia tak unggul karena dari enam pertemuan hanya pernah satu kali imbang dan sisanya selalu kalah.
Belum lagi faktor laga tandang yang bakal jadi tantangan tersendiri. Adaptasi jadi kunci Indonesia agar bisa tampil maksimal.
Selain peringkat yang lebih rendah dan status tandang, situasi lain yang perlu jadi perhatian adalah rentang waktu persiapan. STY hanya punya waktu kurang dari satu bulan untuk menyusun formula yang tepat.
Bukan tanpa alasan STY mengutus Ferry Patriyadi dan Kim Jong Jin untuk melakukan analisis pertandingan Irak saat menghadapi Yordania. Langkah itu diharapkan mendapat gambaran gaya permainan Irak sekaligus mencari titik lemah tim yang sudah lama tidak dihadapi.
Pertemuan terakhir Indonesia dan Irak terjadi pada 10 tahun lalu. Pada 2013, Irak menang 2-0 atas Indonesia di Kualifikasi Piala Asia 2015.
Situasi lain yang perlu dihadapi adalah kemungkinan tarik-ulur pemain dari klub ke timnas. Belakangan hal itu jadi polemik lantaran agenda timnas kerap beririsan dengan kalender kompetisi lokal.
Untungnya, fase kedua Kualifikasi Piala Dunia 2026 masuk ke kalender FIFA sehingga Liga 1 istirahat selama 12 hari. Namun, rentang pertandingan Irak vs Indonesia dan hari terakhir Liga 1 sebelum rehat hanya berjarak empat hari.
Pekan ke-19 Liga 1 2023/2024 dijadwalkan rampung pada 12 November sedangkan pertandingan Irak vs Indonesia bergulir pada 16 November. Waktu persiapan kurang dari sepekan bakal jadi tantangan bagi STY.
Itu pula yang jadi alasan STY bakal menggelar pemusatan latihan langsung di Irak. Dengan jarak waktu yang begitu sempit pula Indonesia terpaksa tidak berencana menggelar laga uji coba. Alhasil STY harus meracik pola latihan dengan efisien.
Komunikasi dengan klub-klub Liga 1 juga perlu dijalin seefektif mungkin. Kemungkinan friksi dengan klub sebagai pemilik pemain harus dihindari agar persiapan timnas bisa maksimal walaupun dengan waktu yang sempit.
Sebab setelah melawan Irak, Indonesia akan menghadapi Filipina pada 21 November. Dua pertandingan ini bakal jadi batu pijakan penting demi memuluskan langkah skuad Garuda.
Sebab dari empat tim peserta fase grup, hanya ada juara dan runner up yang berhak melaju ke fase ketiga. Jika mampu mengatasi Irak, bukan tak mungkin Indonesia bakal lebih percaya diri untuk mengatasi Vietnam dan Filipina.

Sumber : www.cnnindonesia.com